fbpx

Cara Pembuatan Bibit Jamur

Bibit jamur secara umum dipisah menjadi 3 fase atau lebih umum disebut filial atau generasi.F0 adalah fase pembibitan awal yang menggunakan media potatoes Dextrose Agar (PDA). F1 adalah fase penurunan pertama dari F0 menggunakan media biji-bijian yang bernutrisi tinggi seperti jagung adan milet. F1 akan diturunkan lagi ke F2 yang merupakan bibit siap tebar ke baglog (F3). Berikut Langkah-langkah pembuatan bibit jamur  :

Langkah 1

Membuat Bibit F0 pada media PDA (Potatoes Dextrose Agar). Ini bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan:

  1. Agar-agar (Pilih yang tidak berwarna)
  2. Gula putih 30 gr
  3. Air bersih 1000 ml.
  4. Kentang yang sudah dikupas 300 gr
  5. Kompor
  6. Panci
  7. Pisau
  8. Timbangan tabung ukur
  9. Sendok
  10. Cawan petri secukupnya
  11. Autoklaf atau versi murahnya panci presto
Cara pembuatannya seperti berikut:
  1. Kupas kentang dan timbang sebanyak 200 gram, kemudian potong dadu ukuran 1×1 cm, lalu rebus sampai terlihat sarinya keluar. Setelah itu angkat kentangnya.
  2. Timbang agar-agar 20 gram dan gula putih 30 gram, lalu masukkan ke dalam panci sambil terus diaduk.
  3. Setelah mendidih, masukkan PDA yang masih cair ke dalam cawan petri. Biarkan mendingin dan mengental.
  4. Setelah PDA kental. Tutup cawan petri dan masukkan cawan petri ke dalam autoklaf atau panci presto, dan panaskan lagi selama 15 menit.

Langkah Kedua

Setelah PDA selesai dibuat, berikutnya adalah proses pembibitan F0. Berikut bahan dan alat yang diperlukan:

  1. Jamur tiram yang masih segar
  2. Laminar sederhana untuk tempat melakukan proses pembibitan
  3. Spirtus pembakar bunsen
  4. Cuter steril
  5. Alkohol 95 persen
  6. Pinset
  7. Bahan
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
  1. Sterilkan laminar sederhana dengan api bunsen kurang lebih selama 15 menit atau dapat juga dilakukan dengan menghidupkan lampu UV yang dipasang sebelumnya selama 15 menit.
  2. Semprot tangan dan peralatan dengan alcohol 70%
  3. Masukkan peralatan perlengkapan ke dalam laminar
  4. Sterilisasi cutter dengan api diulang beberapa kali
  5. Sterilisasi pinset 5-10 detik diulang beberapa kali
  6. Siapkan cawan petri berisi PDA, siapkan jamur, sterilkan cutter sebelum penyayatan dan sayat tangkai bawah sepanjang 0,5 cm persegi secara searah
  7. Sterilkan salah satu sisi cawan petri, buka sedikit kemudian langsung masukkan sayatan batang bawah jamur ke dalam cawan petri. Lakukan ini didekat api bunseen
    dan kemudian tutup kembali.
  8. Teruskan sebanyak cawan petri yang sudah dibuat.
  9. Simpan cawan petri yang sudah berisi potongan jamur ke dalam penyimpanan yang gelap dan hangat.
  10. Tunggu miselium keluar dari potongan jamur dan memenuhi seluruh permukanan PDA biasanya selama 10-14 hari
  11. Jika miselium sudah menutupi permukaan PDA, maka bibit F0 sudah siap untuk dilanjutkan ke bibit F1

Langkah Ketiga

Bibit F1 adalah tahapan selanjutnya dari F0. Bibit F1 membutuhkan media yang berbeda dengan F0, kali ini media tumbuhnya adalah biji jagung, gandum atau millet. Kalau menggunakan jagung, bisa dari jagung segar atau jagung kering, namun jagung kering perlu dilunakkan dulu dengan direndam air semalaman. Selain jagung, bahan dan peralatan yang dibutuhkan yaitu:

  1. Kapur
  2. Botol bekas saus atau selai atau plastic ukuran kecil
  3. Kapas
  4. Aluminium foil
  5. Karet gelang
  6. Pinset
  7. Kompor
  8. Autoklaf atau panci presto
Cara membuat media F1 lebih sederhana dari F0. Berikut langkah-langkahnya:
  1. Bersihkan Biji Jagung
  2. Campur dengan kapur dengan rasio: jagung 98% dan kapur 2%. Fungsi kapur disini adalah untuk mengurangi tingkat keasamaan dari jagung.
  3. Masukkan jagung bercampur kapur ke dalam botol bekas atau plastik. Lalu tutup mulut botol dengan kapas dan lapisi dengan aluminium foil.
  4. Masukkan botol berisi media jagung tadi ke dalam autoklaf atau panci presto
  5. Pasteurisasikan botol media selama 1 jam untuk membunuh bakteri dan spora jamur perusak
  6. Setelah pasteurisasi selesai. Media F1 siap dipakai.

Pembuatan bibit F1 prosesnya sama dengan F0. Lakukan di laminar sederhana khusus pembibitan. Pastikan kotak tersebut, peralatan yang dipakai dan tangan sudah steril dengan alkohol dan pembakar bunsen. Berikut langkahnya:

  1. Siapkan botol media F1 dan bibit F0 yang sudah dibuat.
  2. Masukkan bibit F0 dan media F1 ke dalam laminar sederhana
  3. Buka penutup cawan petri F0 dan potong sedikit bibit F0 kurang lebih 2 cm menggunakan spatula
  4. Masukkan bibit ke dalam media F1 dan langsung tutup kembali. Lakukan ini dekat api bunsen
  5. Terus lakukan sebanyak media F1 yang sudah dibuat.
  6. Simpan media F1 di tempat gelap dan hangat, tunggu sampai miselium menutupi keseluruhan biji jagung di dalam botol. Proses tunggu ini tergantung ukuran botol yang digunakan. Jika menggunakan botol bekas saus, kurang lebih membutuhkan waktu 2 minggu sampai seluruh media tertutup miselium hingga mirip tempe mentah.
  7. Jika seluruh media jagung sudah tertutup miselium. Bibit F1 siap ditabur ke media tanam sesungguhnya atau digunakan sebagai bibit untuk membuat bibit F2

Langkah Keempat

Bibit F2 adalah bibit pada media tanam yang sudah siap memasuki siklus panen. Media yang digunakan untuk bibit F2 adalah serbuk kayu dan umumnya dimasukkan ke dalam kantong plastik ukuran 2 kg untuk memudahkan transportasi. Kantong plastik berisi serbuk kayu ini disebut baglog (bag berarti kantong dan log adalah kayu hasil aktivitas penebangan). Sama seperti sebelumnya, media tanam F2 perlu disiapkan dulu. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Serbuk gergaji. Media tanam utama bagi jamur tiram
  2. Dedak berfungsi untuk memberi nutrisi tambahan bagi miselium jamur
  3. Kapur diperlukan untuk mengurangi tingkat keasaman baglog. Jika terlalu asam akan menghambat pertumbuhan miselium
  4. Tepung jagung sebagai pemberi nutrisi tambahan
  5. Air bersih
  6. Majun untuk menyumbat mulut baglog. Miselium butuh kadar oksigen yang rendah untuk tumbuh dan majun bisa menjaga agar pertukaran oksigen di dalam baglog tetap kecil.
  7. Kantong plastik
  8. Karet gelang
Peralatan
  1. Cangkul
  2. Tong besar
  3. Tungku
  4. Gas atau kayu bakar

Langkah Berikutnya

  1. Curahkan serbuk gergaji diatas lantai dan tebar hingga merata
  2. Taburkan dedak, bubuk kapur, dan tepung jagung ke serbuk gergaji
  3. Aduk semua sampai merata, siram dengan air bersih dan terus aduk hingga basah merata
  4. Lalu kumpulkan media tanam yang sudah diaduk itu, bentuk seperti gunung kecil. Tutupi terpal dan plastik agar air tidak menguap keluar dan proses fermentasi media lebih optimal. Diamkan selama sehari
  5. Keesokan harinya, masukkan media tanam ke kantong plastik, padatkan
  6. Ambil sejumput majun dan masukkan ke mulut plastik lalu ikat
  7. Terus ulangi sampai media tanam habis
  8. Setelah selesai, baglog siap masuk ke proses steririlasi.
  9. Letakkan drum besar di atas tungku. Isi air kurang lebih 20 liter. Beri penyangga agar baglog tidak terendam air
  10. Masukkan baglog ke dalam tungku, setelah selesai tutup rapat drum
  11. Siapkan bahan bakar dan mulai bakar.
  12. Lakukan proses ini selama 10 jam dalam suhu 120 derajat Celsius. Dihitung dari air mulai mendidih
  13. Setelah 10 jam. Dinginkan baglog

Baglog berisi media tanam sudah siap untuk digunakan sebagai bibit F2. Proses berikutnya adalah inokulasi, yaitu memasukkan bibit F1 ke baglog. Prosesnya masih sama dengan proses pembibitan F0 dan F1. Karena jumlah dan ukuran baglog yang besar, lakukan proses ini di dalam ruangan, ingat, sterilkan dulu ruangan dengan membersihkan dan semprot alcohol 70%. Berikut langkahnya.

  1. Hancurkan bibit F1 masih dalam kemasan dengan menggunakan spatula stainless, hingga membentuk butiran-butiran kecil (jangan terlalu halus), lalu buka tutup kemasan
  2. Buka karet pengikat plastik media tanam (baglog)
  3. Gunakan pinset stainless untuk mengambil hancuran bibit F1 atau langsung dicurah dari botol bibit F1. (pengambilan bibit diperkirakan 1 botol f1 dibagi 20 s/d 25 baglog)
  4. Taburkan kepermukaan atas media tanam
  5. Pasang kembali karet dan tutup kembali
  6. Baglog siap disimpan di ruangan khusus selama 30-35 hari, pada proses pembuatan baglog langkah ini dinamakan proses inkubasi atau pertumbuhan miselium.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »