Halo MucyGengs! Dengan seiring perkembangan sosial media saat ini, mungkin sebagian dari kita tahu kalau generasi Milenial dan Gen Z menginginkan banyak hal dari makanan yang mereka konsumsi. Mereka yang terbiasa dengan gaya hidup on-the-go dimana cemilan yang mereka biasa konsumsi bisa menjadi makan pengganti yang biasanya mereka makan dalam tiga kali waktu setiap hari, seperti pagi, siang dan malam. Meski begitu, generasi milenial dan Gen Z ingin cemilan mereka tetap enak, bergizi, dan memiliki pengalaman baru yang utuh. Selain itu, lebih baik lagi jika cemilan tersebut layak untuk diposting di media sosial atau untuk memulai tren viral.
Ditambah sebuah pernyataan bahwa “Apa yang benar-benar kita lihat saat ini bahwa mereka adalah pecinta cemilan, tentunya mereka menginginkan variasi dan keragaman yang ditawarkan produsen”. Nick Graham, kepala wawasan dan analitik global di Mondelez, salah satu raksasa makanan kemasan di belakang Oreo, Ritz, dan lainnya, mengatakannya kepada Fortune. Membuat banyak produsen cemilan memproduksi variasi makanan yang membuat Milenial dan Gen Z semakin penasaran untuk mencobanya.
Pola makan Milenial dan Gen Z telah berubah selama bertahun-tahun. Menurut Mondelez, karena gaya hidup yang lebih sibuk, keterjangkauan harga, dan lebih banyak pilihan. Ada juga perbedaan generasi dalam persepsi ngemil. Graham mencatat bahwa generasi yang lebih tua memandang ngemil sebagai suguhan atau kesenangan. Namun, Gen Z dan Milenial tumbuh pada saat waktu makan menjadi “terpecah-pecah”, menjadikan makan camilan lebih umum.
Dulu kita mengenal junk food sebagai solusi makanan yang cepat dalam penyajian, makanan yang dirasa cocok untuk beberapa kalangan yang sibuk. Contoh lainnya seperti keripik kentang atau minuman manis, telah dikaitkan dengan risiko kesehatan seperti obesitas dan diabetes. Namun, Milenial dan Gen Z cenderung menemukan keseimbangan antara camilan sehat dan tidak sehat yang mereka konsumsi. Pembeli yang lebih muda sering memeriksa bahan produk saat mereka berbelanja. Oleh karena itu, memilih camilan berbahan dasar yogurt untuk sarapan, misalnya.
Saat ini Generasi muda memicu tren ngemil. Tujuh puluh empat persen konsumen A.S. dibawah 35 tahun ngemil setidaknya beberapa kali sehari. Menurut data perusahaan 84.51° sebagai retail data science, dibandingkan dengan hanya 50% untuk mereka yang berusia di atas 35 tahun.
Dalam hal ngemil Milenial dan Gen Z juga jelas banyak dipengaruhi dari berbagai macam sosial media. TikTok adalah platform teratas bagi Gen Z untuk mencari ide tentang barang apa yang akan dibeli menurut survei oleh perusahaan media sosial awal tahun ini. Data TikTok juga menunjukkan bahwa 77% pengguna mencoba hal-hal baru setelah sesama penggila makanan di platform tersebut menginspirasi mereka. Tidak heran ya mengapa fenomena ini melanda Milenial dan Gen Z.
“Mereka mencari sesuatu yang memiliki nilai gizi sedikit lebih banyak,” kata Trott kepada Fortune. Dia mencontohkan granola bar dan protein bar digunakan sebagai pengganti makanan, seringkali di pagi hari. Bahkan dengan mempertimbangkan nutrisi, Trott menunjukkan bahwa konsumen, terutama Milenial dan Gen Z, tidak akan mengorbankan rasa.
Jadi walaupun mereka sering mengganti makan besar mereka dengan cemilan, mereka tetap memperhatikan nutrisi yang mereka konsumsi MucyGengs.