Tren masyarakat tentang budidaya jamur meningkat berbarengan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat atas gaya hidup yang sehat. Budidaya jamur juga sangat mudah, kita hanya membutuhkan lahan untuk kultivasi dan harus menjaga lingkungan budidaya tetap lembab. Jika lingkungan terlalu panas, maka budidaya akan gagal dikarenakan jamur tidak akan tumbuh. Oleh karena itu, sangat penting bagi para pelaku untuk menjaga kelembaban lingkungan kultivasi.
Selama ini, proses pengontrolan masih dilakukan secara manual dengan cara pelaku menyiram area kultivasi dengan air sebanyak dua kali sehari. Dengan proses tersebut, pelaku mengharapkan suhu pada area berada pada kisaran 25oC-28oC dan kelembaban pada 70-80 RH (Relative Humidity).
Seiring dengan berkembangnya revolusi Industri 4.0, kita sekarang bisa memanfaatkan teknologi untuk memonitor area budidaya jamur. Teknologi yang dapat dimanfaatkan adalah Internet of Things (IoT), suhu dan kelembaban dapat dilihat dari jarak jauh sekalipun. IoT sendiri merupakan sebuah sistem yang memanfaatkan koneksi internet untuk terhubung dengan smartphone serta sensor yang selalu aktif sehingga dapat memonitor dan memberikan data.
Bagaimana caranya?
Cara penggunaan IoT pada budidaya jamur adalah dengan memasang sensor DHT11 atau dikenal sebagai sensor suhu dan kelembaban pada lingkungan budidaya. Sensor kemudian diletakan pada selang air dan diberikan relay yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik sehingga dapat menyalakan dan mematikan air.
Prinsip kerja dari mekanisme ini adalah, saat sensor mendeteksi bahwa suhu dan kelembaban berada diluar kisaran yang telah ditentukan. Sensor akan mengeluarkan sinyal kepada relay untuk menghantarkan arus listrik pada pompa air. Pompa kemudian akan memompa air dan akan keluar dari selang yang telah terpasang di bagian atap. Air akan keluar dalam bentuk uap dikarenakan akan lebih cepat untuk melembabkan udara dan menurunkan suhu. Apabila suhu dan kelembaban sudah masuk dalam kisaran yang ditentukan, maka sensor akan mengirimkan sinyal pada relay untuk memutus arus listrik dan mematikan pompa sehingga air berhenti keluar.
Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari penggunaan IoT pada budidaya jamur juga sangat banyak. Pertama, pelaku dapat melakukan monitoring dan penyiraman secara remote sehingga cocok bagi pelaku yang melakukan budidaya jamur sebagai pekerjaan sampingan. Untuk UMKM, teknologi ini dapat meningkatkan efektivitas dan tingkat keberhasilan budidaya dikarenakan suhu dan kelembaban dapat dimonitor setiap saat melalui smartphone. Alat juga akan disetting akan memberikan efek kabut apabila suhu berada diatas kisaran dan berhenti otomatis saat sudah sesuai. Terakhir, alat akan tetap membaca suhu dan kelembaban meskipun tidak terhubung dengan internet. Hanya saja, data baru akan terkirim pada smartphone apabila sudah kembali terhubung dengan koneksi internet.
Pada akhirnya
Teknologi ini masih dalam tahap penyempurnaan oleh beberapa peneliti dikarenakan masih terdapat kendala. Salah satu kendala yang krusial adalah sensor yang nilai akurasinya belum terlalu maksimal. Sensor yang belum maksimal akan menghasilkan pembacaan data yang tidak akurat. Data yang tidak akurat sangat berbahaya untuk keberlangsungan hidup dari jamur. Nantinya, apabila teknologi ini nantinya dapat digunakan secara komersil, kehidupan para pelaku budidaya menjadi lebih mudah. Selagi menunggu teknologi ini siap, mari kita belajar terlebih dahulu cara budidaya jamur dengan sederhana. Alat tersebut disebut dengan Mushome box yang kalian dapat lihat pada link disini.
Sumber: Jurnal Informatika dan Teknologi, Vol. 4 No. 1, Januari 2021, Hal. 79-86
Image by: unsplash.com