Jika membicarakan jamur yang belakangan menjadi salah satu bahan pengganti untuk gaya hidup sehat, tentunya kita akan dipaparkan banyak sekali jenis jamur yang dapat dijadikan bahan pengganti protein untuk memenuh nutrisi tubuh yang lebih sehat.
Lalu siapa yang tidak kenal jamur truffle? Ilmu kuliner Perancis sangat menghargai jamur tersebut. Bahkan saking tingginya nilai truffle, ahli kuliner menyebutnya sebagai berlian dapur. Lalu, apakah ada jamur lain yang sebernilai jamur truffle tersebut?
Ternyata, enggak cuma truffle yang bernilai tinggi, di Indonesia ada juga punya ‘berlian dapur’ yang memilki nilai fantastis loh. Namanya jamur pelawan. Menarik, ya?
Yups, Jamur ini berasal dari Bangka. Jamur ini biasanya tumbuh di sekitar pohon pelawan. Dari sanalah namanya berasal. Penduduk asli Bangka menyebutnya sebagai kulat pelawan. Dalam bahasa Bangka, kulat berarti jamur.
Lalu kenapa jamur pelawan bisa bernilai tinggi?
Jamur pelawan bisa berniai tinggi dikarenakan dalam setahun, kulat pelawan hanya tumbuh dua kali dan hanya bisa tumbuh dalam kondisi khusus. Untuk menumbuhkan jamur ini, harus ada musim kemarau selama 3 bulan dan hujan selama seminggu. Uniknya, masyarakat percaya bahwa perlu ada petir agar jamur pelawan bisa tumbuh. Unsur pada petir yang turun bersama hujan kabarnya bisa membuat kulat pelawan muncul pada pohon-pohon di hutan Bangka.
Dalam kondisi segar, kulat pelawan berwarna merah muda dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Jamur ini punya tekstur kenyal, dengan aroma khas tanpa bau langu yang biasa dimiliki jamur lain.
Dan tau gak MucyGengs berapa harga jamur ini??
Harga kulat pelawan amatlah mahal. Saat ini, sekilo kulat pelawan dihargai Rp2 juta – Rp3 juta. Luar biasa banget ya. Ternyata, Indonesia tepatnya Pulau Bangka memiliki jamur sebernilai itu! Gak kalah dong sama jamur truffle yang sudah jadi rahasia dunia kalo jamur tersebut adalah jamur berlian dapur.
Namun, dibalik nilainya yang fantastis jamur pelawan juga memiliki kelemahan nih MucyGengs. Jamur pelawan tidak tahan lama. Setelah dipanen, jamur hanya mampu bertahan tiga hari. Itulah sebabnya, kulat pelawan selalu dijual dalam kondisi sudah dikeringkan. Masyarakat Bangka mengeringkan jamur pelawan selama 15 jam. Setelah itu, barulah jamur diolah. Untuk mengonsumsinya, jamur yang sudah kering direndam dalam air selama 12 jam. Setelah itu, batang jamur yang kecil haruslah dibilas untuk menghilangkan pasir yang terdapat di dalamnya. Cukup butuh waktu ya MucyGengs untuk jamur ini siap dikonsumsi.
So, MucyGengs kita juga bisa banget nih banggain jamur berlian khas Indonesia ini dikancah dunia!! Gak kalah sama sekali dari jamur truffle juga, kan?