fbpx

Melihat Kembali Jamur Konsumsi di Dunia

Saat kita berbicara tentang jamur konsumsi, kita harus kembali melihat ke masa lalu. Laporan awal ditemukannya jamur konsumsi adalah di Spanyol (18.700 tahun yang lalu). Selain itu, ditemukan pula di Cina (5000-6000 tahun yang lalu) dan Mesir (4000 tahun yang lalu). Cara bagaimana manusia terdahulu menentukan jamur tersebut dapat dikonsumsi masihlah simpang-siur. Ada satu teori yang menjelaskan bahwa trial and error merupakan metode mereka.

Dulu, saat sedang berburu dan menemukan jamur. Maka, sedikit dari jamur tersebut akan diambil dan diuji sensorinya yaitu atribut tekstur, aroma dan terakhir rasa. Sesaat setelah dicoba dan ternyata memiliki rasa, tekstur dan aroma yang baik serta tidak menimbulkan efek samping. Dari situlah dapat ditarik kesimpulan bahwa jamur tersebut dapat dikonsumsi.

Setelah ditemukannya studi Ethnomycology atau studi tentang jamur, konsumsi jamur meningkat dengan pesat. Selama 56 tahun terjadi peningkatan signifikan atas konsumsi jamur. Jamur tersebut dapat diambil dari alam liar maupun dikultivasi sendiri. Lantas dimanakah jamur tersebut ditumbuhkan. Yuk simak artikel dibawah!

Kok Banyak?

Dari total 2786 data jamur yang diperoleh dari 9873 studi yang diperoleh dari 99 negara. Terdapat total 2006 jamur yang sudah dipastikan dapat dikonsumsi. 183 dapat dikonsumsi tetapi terdapat kondisi khusus (perlakuan), 471 tidak dapat dipastikan aman atau tidak. Sisanya merupakan jamur beracun atau tidak dapat dipastikan.

Jamur-jamur konsumsi dapat ditemukan di benua Asia dimana terdapat 1943 spesies yang berkembang di penjuru benua Asia. Kemudian disusul oleh Eropa (629), Amerika Utara (487), Afrika (351), Amerika Selatan (204), Amerika Tengah (100) dan terkahir Oseania (19) spesies. Dari data tersebut, sudah dipastikan bahwa terdapat lebih dari 72% jamur sudah dipastikan aman dan cocok untuk dikonsumsi.

Spesiesnya apa saja sih?

Dari studi yang dilakukan, spesies yang keamanannya tidak perlu diragukan lagi adalah jamur dengan spesies Auricularia, Butyriboletus, Chroogomphus, Clavariadelphus, Hygrophorus, Laccaria, Melanoleuca, Termitomyces, dan Tuber. Selain dari itu, 100 spesies lain dianggap sebagai beracun dan beberapa bahkan ada yang mematikan. Contoh dari spesies yang berbahaya adalah Inocybe erubescens dimana mereka sangat beracun dikarenakan ada zat muscarine yang terkandung.

Perihal jamur yang perlu perlakuan khusus, mereka harus melewati beberapa tahapan proses pemasakan sebelum akhirnya aman untuk dikonsumsi. Seperti contoh adalah Gyromitra esculenta, atau dikenal dengan false morel. Jenis ini kerap dikonsumsi di negara Polandia, Lithuania, Estonia, Finland, dan Swedia. Sementara di Italia dan Spanyol, jamur ini dianggap beracun dan harus dihindari. Hal tersebut dikarenakan spesies ini mengandung Gyromitrin dan keracunan kerap terjadi. Oleh karena itu, selain dari proses pengolahan yang tepat, aturan dari tiap negara juga berperan penting dalam menentukan jamur tersebut aman atau tidak. Sehingga untuk jenis ini, masih terdapat perbedaan pendapat dan kepercayaan apakah sebenarnya aman untuk dikonsumsi.

Ternyata Banyak Ya Teman-Teman…

Betul sekali, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat atas kesehatan. Konsumsi jamur pun ikut meningkat dikarenakan jamur memiliki kandungan gizi yang bagus. Tetapi, kita sebagai konsumen harus tetap hati-hati dalam memilih jamur yang ingin dikonsumsi. Kalau kalian bingung, kalian bisa langusng membeli jamur yang telah diolah baik untuk makanan berat atau cemilan. Mushome dan Meatless Kingdom merupakan solusi yang baik. Bagi kalian yang suka nyemil, produk-produk Mushome cocok untuk kalian sementara, bagi kalian yang suka dengan makanan khas Indonesia. Produk-produk Meatless Kingdom lebih cocok untuk kalian. Tenang saja, seluruh produk kami terbuat dari jamur yang sudah pasti aman dan sehat untuk dikonsumsi sehingga kalian tidak harus takut akan keracunan. Produk-produk kami dapat kalian temukan di Tokopedia, Blibli dan Shopee.

Sumber:Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 20(2), 1982–2014. 
Image by: unsplash.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »